Perkembangan tersebut meliputi hal-hal berikut ini :
- Sekitar abad ke-16 terjadi beberapa perubahan di dalam teknik-teknik pembukuan. Perubahan yang patut dicatat adalah diperkenalkan jurnal-jurnal khusus untuk pencatatan berbagai jenis transaksi yang berbeda.
- Pada abad ke-16 dan 17 terjadi evolusi pada praktik laporan keuangan periodik. Sebagai tambahan lagi, di abad ke-17 dan abad ke-18 terjadi evolusi pada personifikasi dari seluruh akun dan transaksi, sebagai suatu usaha untuk merasionalisasikan aturan debit dan kredit yang digunakan pada akun-akun yang tidak pasti hubungannya dan abstrak.
- Penerapan sistem pencatatan berpasangan juga diperluas ke jenis-jenis organisasi yang lain.
- Abad ke-17 juga mencatat terjadinya penggunaan akun-akun persediaan yang terpisah untuk jenis barang yang berbeda.
- Dimulai dengan East India Company di abad ke-17 dan selanjutnya diikuti dengan perkembangan dari perusahaan tadi, seiring dengan revolusi industri, akuntansi mendapatkan status yang lebih baik, yang ditunjukkan dengan adanya kebutuhan akan akuntansi biaya, dan kepercayaan yang diberikan kepada konsep-konsep mengenai kelangsungan, periodisitas, dan akrual.
- Metode-metode untuk pencatatan aktiva tetap mengalami evolusi pada abad ke-18.
- Sampai dengan awal abad ke-19, depresiasi untuk aktiva tetap hanya diperhitungkan pada barang dagangan yang tidak terjual.
- Akuntansi biaya muncul di abad ke-19 sebagai sebuah hasil dari revolusi industri.
- Pada paruh terakhir dari abad ke-19 terjadi perkembangan pada teknik-teknik akuntansi untuk pembayaran dibayar di muka dan akrual, sebagai cara untuk memungkinkan dilakukannya perhitungan dari laba periodik.
- Akhir abad ke-19 dan ke-20 terjadi perkembangan pada laporan dana.
- Di abad ke-20 terjadi perkembangan pada metode-metode akuntansi untuk isu-isu kompleks, mulai dari perhitungan laba per saham, akuntansi untuk perhitungan bisnis, akuntansi untuk inflasi, sewa jangka panjang dan pensiun, sampai kepada masalah penting dari akuntansi sebagai produk baru dari rekayasa keuangan (financial engineering).
PERKEMBANGAN PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI DI AMERIKA
SERIKAT
- Tahap kontribusi manajemen (1900-1933)
Pengaruh manajemen di dalam formulasi prinsip-prinsip
akuntansi muncul dari meningkatnya jumlah pemegang saham dan peranan ekonomi
dominan yang dimainkan oleh perusahaan-perusahaan industri setelah tahun 1900.
Pemain utama pada masa itu adalah asosiasi akuntan profesional, American
Institute of Accountans (AIA).
Posisi dari AIA atas permintaan dari Komisi Dagang
Federal (Fedeal Trade Commission-FTC) adalah bahwa “tidak ada biaya penjualan,
beban bunga atau beban administrasi di dalam biaya overhead pabrik”. Penentang
atas posisi dari Institut ini menghadapi pernyataan di dalam laporan yang
mengatakan “diperhitungkannya bunga di dalam biaya produksi adalah teori yang
tidak berdasar dan salah, dan dapat dikatakan mustahil (absurad) di dalam
praktiknya”. Pihak yang menentang pun mengalami kekalahan. Kejadian penting
yang lain dimasa itu adalah meningkatnya dampak dari teori akuntansi terhadap
perpajakan atas laba usaha. Meskipun Undang-Undang pendapatan tahun 1913 telah
memberikan dasar kalkulasi laba kena pajak dengan dasar penerimaan dan
pengeluaran kas, Undang-Undang tahun 1918 adalah yang pertama mengakui peranan
dari prosedur akuntansi di dalam penentuan laba kena pajak.
2. Tahap kontribusi institusi (1933-1959)
a. Pada tahun 1934, Kongres menciptakan SEC dengan
tugas untuk mengelola beragam hukum-hukum investasi federal, termasuk
Undang-Undang Sekuritas pada tahun 1933 yang mengatur penerbitan sekuritas di
pasar-pasar antarnegara bagian dan Undang-undang Sekuritas tahun 1934 yang mengatur
perdagangan sekuritas.
b. Setelah publikasi yang dilakukan oleh Ripley di
dalam satu artikel yang mengkritik teknik-teknik pelaporan sebagai sesuatu yang
memperdayakan, George O. May, kebangsaan Inggris, mengusulkan agar Institut
Akuntan Publik Bersertifikat Amerika (American Institute of Certified Public
Accountant-AICPA) memulai sebuah usaha kerja sama dengan bursa efek. Sebagai
akibatnya, Komite Khusus dari AICPA melalui kerja sama dengan Bursa Efek
menyarankan solusi umum berikut ini :
Alternatif yang lebih pratikal adalah membiarkan
setiap perusahaan untuk bebas memilih metode-metode akuntansinya sendiri di
dalam …batasan yang sangat luas…namun mengharuskan adanya pengungkapan dari
metode yang dipergunakan dan konsistensi pengaplikasiannya dari tahun ke tahun.
Sebagai tambahan, Komite mengusulkan percobaan
resminya yang pertama untuk mengembangkan teknik-teknik akuntansi yang berlaku
umum. Dikenal sebagai “prinsip-prinsip umum” (board principles).
c. Setelah diterbitkannya ASR No. 4 oleh SEC, yang
menantang profesi akuntan untuk memberikan “dukungan substansial dari yang
berwenang” bagi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku, dan meningkatnya
kecaman dari Asosiasi Akuntansi Amerika (American Accounting Association) dan
para anggotanya yang baru saja dibentuk, Institut selanjutnya di tahun 1938
memutuskan memberikan kuasa kepada Komite Prosedur Akuntansi (Committee
Accounting Procedure-CAP) untuk mengumumkan keputusannya.
3 Tahap politisasi (1973-sekarang)
Keterbatasan yang dimiliki oleh baik asosiasi
profesional maupun manajemen di dalam memformulasikan suatu teori akuntansi
telah mengarah kepada pengadopsian suatu pendekatan yang lebih deduktif
sekaligus melakukan politisasi atas proses penetapan standarnya-sebuah situasi
yang diciptakan oleh pandangan yang berlaku umum bahwa angka-angka akuntansi
memengaruhi prilaku berekonomi dan, sebagai konsekuensinya, aturan-aturan
akuntansi hendaknya dibuat di dalam arena politik.
Sejak awal, FASB telah menerapkan sebuah pendekatan
deduktif dan quasi politik dalam formulasi dari prisnip-prinsip akuntansi. Hal
yang dilakukan oleh FASB mendapatkan nilai yang lebih baik, pertama, dengan
adanya usaha untuk mengembangkan suatu kerangka kerja teoretis atau kesepakatan
dalam akuntansi, dan kedua, dengan lahirnya berbagai kelompok yang
berkepentingan, yang kontribusinya diperlukan bagi penerimaan “umum” atas
standar baru. Oleh sebab itu, proses penetapan standar memiliki aspek politis
di dalamnya.
Proses dari penetapan standar dapat digambarkan
sebagai demokratis karena, seperti semua badan pembuat peraturan, hak Dewan
untuk membuat peraturan pada akhirnya akan sangat bergantung kepada persetujuan
dari pihak yang diatur. Tetapi karena penetapan standar membutuhkan beberapa
perspektif, maka tidaklah tepat jika suatu standar ditetapkan dengan hanya
didasarkan pada penggambaran dari para pemilihnya. Hal yang serupa pula, proses
tersebut dapat diuraikan sebagai legislatif karena penetapan standar harus
dimusyawarahkan dan karena seluruh pandangan harus didengarkan. Tetapi para
penyusun standar diharapkan untuk dapat mewakili seluruh pemilih sebagai satu
kesatuan dan tidak menjadi perwakilan dari sekelompok pemilih tertentu. Proses
ini dapat diuraikan sebagai bersifat politis karena terdapat satu usaha
pembelajaran yang terkait dengan usaha untuk mendapatkan penerimaan satu
standar baru.
AKUNTANSI DAN KAPITALISME
Akuntansi dan kapitalisme saling dikaitkan oleh beberapa sejarawan ekonomi dengan adanya klaim umum bahwa pembukuan pencatatan berpasangan adalah suatu hal yang vital di dalam perkembangan dan evolusi dari kapitalisme. Max Weber menekankan argumentasi sebagai berikut :
“Organisasi modern yang rasional dari perusahaan
kapitalistis tidak akan mungkin terjadi tanpa adanya dua faktor penting didalam
perkembangannya : pemisahan bisnis dari rumah tangga dan berkaitan erat
dengannya, pembukuan yang rasional”.
Hubungan antara akuntansi dan kapitalisme ini
selanjutnya dikenal sebagai tesis atau argumen Sombart. Ia mengemukakan bahwa
transformasi aktiva menjadi nilai-nilai abstrak dan ekspresi kuantitatif dari
aktivitas bisnis, dan akuntansi yang sistematis dalam bentuk pembukuan
pencatatan berpasangan membuat adanya kemungkinan untuk seorang wirausahawan
yang kapitalis untuk merencanakan, melakukan, dan mengukur dampak dari aktivitas
yang ia lakukan serta melakukan pemisahan dari pemilik dan bisnis itu sendiri,
sehingga memungkinkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan. Empat alasan berikut
ini umumnya muncul untuk menjelaskan peranan dari pencatatan berpasangan di
dalam ekspansi ekonomi :
- Pencatatan berpasangan memberikan kontribusi bagi munculnya satu sikap baru atas kehidupan ekonomi.
- Semangat baru melakukan akuisisi ini didukung dan didorong oleh adanya perbaikan dari perhitungan-perhitungan ekonomis.
- Rasionalisme baru ini kian ditingkatkan lagi dengan adanya organisasi yang sistematis.
- Pembukuan pencatatan berpasangan mengizinkan adanya pemisahan atas kepemilikan dan manajemen dan karenanya meningkatkan pertumbuhan dari perusahaan besar dengan saham gabungan.
Yamey mengindikasikan bahwa para usahawan di abad
ke-16 sampai dengan abad ke-18 tidak pernah menggunakan pembukuan dengan
pencatatan berpasangan untuk melacak laba dan modalnya, namun hanya
menggunakannya untuk mencatat suatu transaksi. Ia mengatakan :
“sistem pencatatan berpasangan hanyalah menambahkan sedikit dari pemberian kerangka kerja di mana data akuntansi dapat ditempatkan dan sementara datanya dapat diatur, dikelompokkan, dan dikelompokkan ulang kembali. Sistem tidak dengan sendirinya menentukan rentang dari data yang harus dimasukan kedalam satu aturan tertentu, maupun memaksakan adanya pola tertentu dalam pengurutan internal dan pengurutan ulang data”.
RELEVANSI SEJARAH AKUNTANSI
Sejarah akuntansi penting bagi pedagogi, kebijakan, dan praktik akuntansi. Sejarah memungkinkan kita untuk dapat “lebih baik …memahami masa kini dan meramalkan atau mengendalikan masa depan kita”.
“sistem pencatatan berpasangan hanyalah menambahkan sedikit dari pemberian kerangka kerja di mana data akuntansi dapat ditempatkan dan sementara datanya dapat diatur, dikelompokkan, dan dikelompokkan ulang kembali. Sistem tidak dengan sendirinya menentukan rentang dari data yang harus dimasukan kedalam satu aturan tertentu, maupun memaksakan adanya pola tertentu dalam pengurutan internal dan pengurutan ulang data”.
RELEVANSI SEJARAH AKUNTANSI
Sejarah akuntansi penting bagi pedagogi, kebijakan, dan praktik akuntansi. Sejarah memungkinkan kita untuk dapat “lebih baik …memahami masa kini dan meramalkan atau mengendalikan masa depan kita”.
Berkaitan dengan pedagogi, sejarah akuntansi dapat
sangat berguna untuk memberikan pemahaman dan apresiasi yang lebih baik
mengenai bidang akuntansi dan evolusinya sebagai satu ilmu sosial. Satu
pemikiran yang bagus akan relevansi dari sejarah akuntansi terhadap pedagogi
diuraikan dibawah ini :
Pertama-tama, suatu profesi yang didasarkan pada
tradisi yang dikembangkan selama berabad-abad seharusnya mendidik para
anggotanya untuk lebih menghargai warisan intelektual yang mereka miliki.
Kedua, adanya impor keunggulan-keunggulan pemikiran, kontribusi-kontribusi
besar pada literatur, dan studi-studi positif yang penting mungkin saja akan
hilang, terfragmentasikan, atau dipelajari secara tidak sempurna di dalam
jangka waktu yang lebih panjang kecuali jika mereka telah didokumentasikan dan
digabungkan oleh orang-orang terpelajar yang memiliki keahlian sejarah. Ketiga,
tanpa memiliki akses kepada analisis dan interpretasi dari sejarah perkembangan
pemikiran dan praktik akuntansi, para empiris saat ini akan berisiko
mendasarkan investigasi yang mereka lakukan pada klaim-klaim atas masa lalu
yang tidak lengkap atau tidak berdasar.
Berkaitan dengan praktik akuntansi, sejarah akuntansi
dapat memberikan penilaian yang lebih baik atas praktik-praktik yang berlaku
dengan melakukan perbandingan terhadap metode-metode yang pernah digunakan di
masa lalu.
ISU-ISU AKUNTANSI INTERNASIONAL
Definisi akuntansi internasional
Konsep dari akuntansi universal atau dunia adalah yang paling luas ruang lingkupnya. Konsep ini mengarahkan akuntansi internasioanal menuju formulasi dan studi atas satu kumpulan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara universal. Tujuannya adalah untuk mendapatkan satu standardisasi lengkap atas prinsip-prinsip akuntansi secara internasional.
ISU-ISU AKUNTANSI INTERNASIONAL
Definisi akuntansi internasional
Konsep dari akuntansi universal atau dunia adalah yang paling luas ruang lingkupnya. Konsep ini mengarahkan akuntansi internasioanal menuju formulasi dan studi atas satu kumpulan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara universal. Tujuannya adalah untuk mendapatkan satu standardisasi lengkap atas prinsip-prinsip akuntansi secara internasional.
Di dalam kerangka kerja konsep ini, akuntansi
internasional dianggap sebagai sebuah sistem universal yang dapat diterapkan di
semua negara. Sebuah seperangkat prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(generally accepted accounting principles-GAAP) yang diterima di seluruh dunia,
seperti yang berlaku di Amerika Serikat, akan dibentuk. Praktik dan
prinsip-prinsip yang dikembangkan akan dapat diberlakukan di seluruh negara.
Konsep ini akan menjadi sasaran tertinggi dari suatu sistem internasional.
Konsep dari akuntansi komparatif atau akuntansi
internasional mengarahkan akuntansi internasional kepada studi dan pemahaman
atas perbedaan-perbedaan nasional di dalam skuntansi. Hal ini meliputi :
- Kesadaran akan adanya keragaman internasional di dalam akuntansi perusahaan dan praktik-praktik pelaporan.
- Pemahaman akan prinsip-prinsip dan praktik-praktik akuntansi dari masing-masing negara.
- Kemampuan untuk menilai dampak dari beragamnya praktik-praktik akuntansi pada pelaporan keuangan.
Munculnya paradigma baru di dalam akuntansi
internasional memperluas kerangka kerja dan pemikiran untuk memasukkan ide-ide
baru dari akuntansi internasional. Sebagai akibatnya, terbit daftar yang sangat
panjang akan konsep-konsep dan teori-teori akuntansi yang dibuat oleh
Amenkhienan untuk memasukkan hal-hal sebagai berikut :
- Teori universal atau dunia
- Teori multinasional
- Teori komparatif
- Teori transaksi-transaksi internasional
- Teori translasi
Masing-masing teori-teori di atas memberikan dasar
bagi pengembangan dari sebuah kerangka kerja konseptual untuk akuntansi
internasional. Meskipun akan terdapat argumentasi mengenai teori manakah yang
akan lebih disukai.
Nama : Arien Kurniawan.H
NPM : 21210064
Kelas : 4 EB 20
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar