Kamera Tersembunyi

Minggu, 06 Juli 2014

Tulisan 4 Pendapat Saya Mengenai PILPRES 2014


Satu hal yang menarik dari Jokowi sebagai salah seorang capres adalah kemampuannya dalam melakukan stand up comedy. Waktu kampanye Gubernur DKI, Jokowi sempat melakukan stand up comedy di depan para pendukungnya. Beberapa hari yang lalu di Denpasar pun Jokowi melakukan stand up comedy pula. Sebelumnya di acara Partai Nasdem Jokowi pun melakukan stand up comedy yang sama. Jika memang Jokowi jadi Presiden, mungkin ini adalah presiden pertama kita yang ahli stand up comedy. Komedi yang benar-benar lucu dan membuat yang mendengar tertawa tanpa dibuat-buat seperti presiden-presiden sebelumnya yang mencoba melucu dan penontonnya tertawa padahal tidak ada lucu-lucunya.


Yang hebat dari Prabowo adalah kemampuannya menguasai beberapa bahasa asing. Menurut sumber yang saya baca bahasa asing yang dikuasai Prabowo adalah Inggris, Jerman dan Perancis. Walaupun mampu berbicara dalam tiga bahasa asing, tapi menurut saya cara pidato Prabowo masih jauh dari kesan yang cas cis cus. Masih ada kata-kata ng...., ah....., ehm..... dalam setiap pidato atau pernyataannya yang tanpa teks. Mungkin dapat terlihat siapa yang lebih unggul dalam hal pidato atau berbicara di depan publik saat debat presiden nanti.



Bagi yang menginginkan perubahan, mungkin Jokowi dapat dijadikan pilihan, walaupun saya yakin perubahan tersebut hanya bersifat kecil dan lokal (namun besar karena peran media) dan hanya berlangsung satu dua tahun pertama masa pemerintahannya. Bagi yang senang dengan kondisi sekarang, lebih baik Prabowo saja yang dipilih, toh orang-orang di pucuk pemerintahan nantinya bakal itu-itu saja.



Bagi yang senang dengan capres militer, ya pilih Prabowo. Yang gak senang ya pilih Jokowi.



Bagi yang masih senang terbuai pencitraan, ya pilih Jokowi. Bagi yang muak dan kapok dengan pencitraan, ya pilih Prabowo.



Bagi yang fanatik dengan agama Islam, ya pilih yang paling banyak didukung ormas atau partai Islam. Prabowo lebih banyak didukung oleh yang memiliki basis Islam. Jokowi lebih banyak didukung oleh yang berbasis non-muslim. 



Bagi yang beranggapan bahwa presiden terpilih dan kroni-kroninya nanti bebas korupsi, rasanya salah alamat. Bukan Indonesia namanya kalau pusat kekuasaannya bukan jadi sarang korupsi. Tapi apakah si presiden yang korupsi atau tidak, tidak ada yang tahu. Tapi pastinya akan ada saja yang korupsi di pusat kekuasaan.



Bagi yang mau golput juga ok kok. Tapi bagi saya golput itu terlalu mudah untuk dilakukan. Golput kan tidak melakukan apa pun, mudah bukan? Tidak melakukan apa pun juga bisa disebut telah menentukan pilihan.



Bagi saya, siapa pun yang menang saya berharap agar hidup kita sebagai bangsa Indonesia menjadi lebih mudah. Lebih mudah bukan berarti lebih murah. Lebih mudah artinya kita mendapatkan barang dan jasa dengan harga yang sepadan (kalau bisa murah dan terjangkau) dan ketersediaannya jelas. Jika memang lebih mahal berarti ada kompensasi berupa alternatif yang lebih terjangkau dan tidak menyulitkan. Jika lebih ketat mohon dibukakan insentif yang jelas sehingga mudah untuk diikuti dan dijalani.



Selamat memilih dalam Pemilihan Presiden 2014. Semoga yang terbaik menang. Semoga yang menang jadi yang terbaik bagi Indonesia sampai 2019 nanti!

Tugas 12 Riview Akuntansi Internasional


Nama Kelompok    :    Adisti Pamula Siwi
                                    Arien Kurniawan
                                    Ayu Purnamasari
                                    Galih Permana
                                    Indah Nurlestari
                                    Wina sari
                                    Yudhi Indra H
Kelas                       :   4EB20

Review Akuntansi Internasional
1          Identitas Artikel   
a.       Judul    :    AKUNTANSI INTERNASIONAL : HARMONISASI VERSUS STANDARDISASI
b.      Penulis :   Arja Sadjiarto
c.       Jurnal   :   Jurnal Akuntansi & Keuangan
d.      Volume :   1
e.       Tahun   :   1999
f.       Nomor   :  2
g.      Halaman:  144-161

2          Pendahuluan
a.       Motivasi :   Kecenderungan meningkatnya globalisasi di bidang ekonomi semakin tampak dengan adanya kesepakatan-kesepakatan antar negara dalam satu region tertentu, seperti European Union (EU), North American Free Trade Agreement (NAFTA), Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC). Indonesia sendiri merupakan salah satu dari delapan belas negara anggota APEC.
b.      Tujuan :   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah lembaga-lembaga dunia dalam mengatasi perbedaan-perbedaan antar standar akuntansi di berbagai negara.

3          Tinjauan Pustaka & Hipotesis
a.       Tinjauan Pustaka  :
·         Financial Accounting Standards Board (1999), Summaries and Status of all FASB Statements, http://www.rutgers.edu/Accounting/raw/fasb/public/index.html,September 1999.
·         ______ (1999), International Accounting Standard Setting: A Vision for the Future- Report of the FASB , http://www.rutgers.edu/Accounting/raw/fasb , September 1999.
·         International Accounting Standards Committee (1999), List of Current IASC Standards, http://www.iasc.org.uk/frame/cen2_1.htm
·         Iqbal, M. Zafar, Trini U. Melcher dan Amin E. Elmallah (1997), International Accounting : A Global Perspective, Cincinnati, Ohio: South-Western College Publishing Nobes, Christoper dan Robert Parker (1995), Comparative International Accounting, Edisi keempat, London: Prentice Hall International (UK) Limited
·         Radebaugh, Lee H., dan Sidney J. Gray (1997), International Accounting and Multinational Enterprises, Edisi keempat, Toronto, Canada: John Wiley & Sons, Inc.
b.      Hipotesis :   Harmonisasi ini tidak harus menghilangkan standar akuntansi yang berlaku di setiap negara.

4.    Metode Penelitian   
a.       Pengukuran variabel  :   -
b.      Metode analisis  :  Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dimana memberikan gambaran mengenai fenomena yang sesungguhnya terjadi dan menggunakan pendekatan kualitatif.
c.       Objek :  Lembaga-lembaga harmonisasi standar akuntansi dunia.
5.    Hasil analisis :   Hasil analisis dari jurnal ini menunjukkan bahwa salah satu usaha harmonisasi standar akuntansi yaitu untuk membuat perbedaan-perbedaan antar standar akuntansi di berbagai negara menjadi semakin kecil.

6.    Simpulan, Keterbatasan, Implikasi  :  Harmonisasi ini tidak harus menghilangkan standar akuntansi yang berlaku di setiap negara dan juga tidak menutup kemungkinan bahwa standar akuntansi internasional yang disusun oleh IASC diadopsi menjadi standar akuntansi nasional suatu negara. Menurut FASB, IASC bisa dimodifikasi menjadi organisasi ini atau membentuk organisasi baru atau memodifikasi FASB sendiri.